DOMBA DAN KAMBING | MATIUS 25 : 32-33
Sobat Obor, hari ini kita belajar tentang metafora dua hewan yang familiar yaitu domba dan kambing. Keduanya termasuk keluarga Bovidae (keluarga hewan berkuku genap, termasuk sapi, kerbau, dll. Keduanya termasuk subfamili Caprinae (kelompok hewan berkaki empat yang sering disebut hewan kambing-domba). Tapi sesungguhnya mereka tentu saja berbeda, domba nama ilmiahnya ovis aries, kambing nama ilmiahnya capra hircus. Apa makna penting yang dapat kita pelajari dari renungan ini?
Sobat obor, domba dan kambing sering hidup bersama tetapi berbeda sifat alias serupa tapi tak sama. Metafora ini mengajarkan bahwa dalam dunia ini orang benar dan orang fasik bisa hidup berdampingan tapi sesungguhnya di hadapan Kristus jelas berbeda dan pada akhirnya Kristus akan memisahkan mereka. Teolog William Hendriksen menjelaskan bahwa Domba di kanan melambangkan mereka yang telah menerima kasih karunia dan menghasilkan buah iman. Kambing di kiri menggambarkan mereka yang hidup egois dan menolak kasih Kristus. Di sini Yesus memakai gambaran yang jelas bagi masyarakat agraris Yahudi: domba adalah simbol ketaatan, kambing simbol pemberontakan.” Domba dan kambing dalam perumpamaan ini lebih menekankan perbedaan perilaku dan hati. Kristus tidak mengacu pada binatang itu sendiri sebagai jahat atau baik, tetapi memakai metafora ini untuk menjelaskan pemisahan berdasarkan respon terhadap kehendak Allah.”
Sobat obor, renungan ini hendak memberikan pesan-pesan firman bagi kita generasi muda: Domba dan kambing hidup bersama dalam satu kawanan. Demikian juga dalam gereja atau komunitas iman, ada yang sejati dan yang palsu. Selain itu, hendak memberi pengajaran yang sangat berharga bagi kita untuk mengisi masa muda ini dengan hal-hal yang berkenan di hadapan Tuhan, karena Dia Maha tahu dan tentu saja tidak akan pernah tertipu dengan orang yang bermodel domba ataupun bermodel kambing seperti makna metafora di perikop ini. John Calvin : Kristus menegaskan bahwa Ia kelak akan memisahkan domba dari kambing, bukan berdasarkan rupa, tetapi berdasarkan kasih karunia yang telah menghasilkan buah- buah nyata dalam hidup mereka.” Amin (SM)

