UKURAN MANUSIA | YOHANES 8:14-16

Sobat obor, Dengan menuduh seseorang tanpa mengetahui jelas duduk perkaranya berarti kita sudah menghakiminya secara sepihak. Sama halnya dengan diam-diam melabeli seseorang dalam hati atau sengaja menggiring pendapat orang lain agar setuju dengan tuduhan kita. Lebih mudah menghakimi orang lain daripada menjadi orang yang dihakimi. Lebih cepat bagi kita untuk menilai keburukan seseorang ketimbang kebaikannya. Dengan ringannya kita menunjuk kesalahan orang lain, tetapi tidak kesalahan sendiri. Coba kita balikkan situasinya: Bagaimana perasaan Anda ketika Anda dihakimi— dicap pemalas, penipu, pencuri, sok tahu, tukang bohong, mulut ember, bebal, murahan, pecandu, tidak bisa mengurus suami / anak, bukan Kristen sejati—hanya karena sebuah peristiwa, yang barangkali tidak seperti yang kelihatannya?

Inilah hal pertama yang Yesus nyatakan tentang orang Farisi. Mereka mengajar dengan tekun tetapi tidak ada ketekunan sama sekali di dalam diri mereka untuk menaati apa yang mereka sendiri ajarkan. Pengajar, tetapi bukan murid kebenaran. Pengajar, tetapi hidupnya melawan apa yang sudah dia ajarkan. Inilah pengajar munafik yang hanya mau menerima hormat dari manusia. Memperoleh hormat dari manusia itu sangat gampang karena manusia mudah sekali ditipu. Tinggal tunjukkan penampilan dan tingkah laku yang suci, maka kita akan dianggap sebagai orang suci. Tetapi Tuhan tidak bisa ditipu. Siapa yang berpura-pura, Tuhan pasti tahu. Tuhan tidak perlu diberitahu oleh siapa pun tentang manusia

Yesus menyebut orang Farisi mengakimi dengan ukuran manusia. Mereka memberikan standar sangat tinggi untuk orang lain, tetapi sebenarnya mereka hidup di dalam standar yang jauh lebih rendah dari yang mereka telah tetapkan untuk orang lain. Mereka tidak sadar kalau mereka jauh dari apa yang seharusnya menurut standar mereka sendiri. Mereka meletakkan beban yang sangat berat, tetapi orang lain yang pikul. Penilaian mereka berdasarkan emosi dan prasangka, bukan pada pengenalan dan relasi yang intim dengan Yesus. Ciptakan relasi yang indah dengan Tuhan, sehingga kita akan mengenalnya dengan baik. Amin (BFP)