JANJI ALLAH YANG TIDAK BERUBAH | KEJADIAN 48:3-4

Sobat obor, pernahkah kamu diberi janji oleh seorang teman namun tidak ditepati? Rasanya pasti kecewa dan membuat kita sulit percaya lagi. Tetapi berbeda dengan Allah, janji-Nya tidak pernah gagal. Yakub mengingat kembali saat Allah menampakkan diri di Lus dan berjanji memberkati keturunannya serta memberikan tanah itu menjadi milik pusaka. Sekalipun ia sudah tua dan hidup penuh kelemahan, Yakub tetap berpegang pada janji Allah yang kokoh. Ia tahu janji itu tidak tergantung pada kondisi dirinya, melainkan pada kesetiaan Allah yang tidak pernah berubah.

Sobat obor, secara teologis, ayat ini menunjukkan pentingnya iman kepada Allah yang setia. Janji yang diterima Yakub bukan sekadar warisan harta, tetapi janji rohani yang melanjutkan rencana keselamatan Allah bagi umat- Nya. Dalam kondisi tubuh yang lemah, Yakub menguatkan dirinya dengan mengingat janji tersebut. Artinya, iman yang sejati tidak bertumpu pada situasi, melainkan pada Allah yang berfirman. Inilah yang menjadi dasar kekuatan Yakub untuk memberkati Efraim dan Manasye. Janji Allah bersifat kekal dan tidak akan pernah ditarik kembali, meski manusia sering berubah.

Sobat obor, pemuda zaman sekarang sering menghadapi kekecewaan karena janji manusia. Ada yang merasa dikhianati oleh sahabat, gagal meraih harapan, atau putus asa karena kondisi keluarga yang tidak stabil. Firman ini menegur sekaligus menghibur bahwa janji Allah berbeda dengan janji manusia. Ia setia memelihara kita, memberi masa depan, dan menyediakan jalan di tengah kesulitan. Tantangan terbesar pemuda adalah berpegang pada janji Tuhan di tengah keadaan yang tampak berlawanan. Namun di situlah iman diuji. Ketika kita memilih percaya dan taat, kita akan menemukan bahwa janji Tuhan selalu digenapi tepat pada waktunya. Karena itu, mari jadikan janji Allah sebagai pegangan hidup, bukan janji palsu dunia. Amin (KK)